Rencana Kartel OPEC Terancam Sia-Sia, Harga Minyak Turun

Kilang minyak

Harga minyak mentah dunia turun pada perdagangan hari ini, Rabu (12/4/2023) karena pasokan yang memadai. Harga minyak juga turun setelah Iran dan Rusia sepakat untuk mengamankan pasokan.

Dua perkembangan tersebut bisa menjadi bumerang bagi OPEC yang pada awal April mengumumkan pemangkasan produksi agar pasokan berkurang sehingga harga minyak naik.

Harga minyak mentah jenis WTI  dibuka melemah di posisi US$81,41 per barel, turun tipis dibandingkan pada penutupan Selasa (11/4/2023) yakni US$ 81,53 per barel.

Sementara itu, harga minyak mentah brent dibuka melemah  di posisi USD85,53 per barel, dari US$$85,56 per barel pada hari sebelumnya.

Melemahnya harga minyak salah satunya disebabkan oleh perkembangan di Rusia. Diketahui Rusia memulai ekspor bahan bakar ke Iran dengan kereta api tahun ini.

Skema ini adalah untuk pertama kalinya setelah pembeli tradisional minyak Rusia memilih menghindari perdagangan dengan Moskow.

Rusia dan Iran, keduanya saat ini berada di bawah sanksi Negara Barat. Kondisi ini membuat mereka menjalin hubungan yang lebih dekat untuk mendukung ekonomi mereka. Kerja sama sekaligus melemahkan sanksi Barat yang dianggap tidak dapat dibenarkan oleh Moskow dan Teheran.

Seperti diketahui, Negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sejumlah sanksi kepada Rusia setelah Moskow menyerang Ukraina akhir Februari 2022.
Di antaranya adalah embargo membeli batu bara Rusia serta menetapkan batas harga (price cap) untuk minyak Rusia.

Moskow menyebut sanksi ini sebagai “operasi militer khusus” di Ukraina. Sanksi juga telah membentuk pasar global baru dengan pengiriman melalui kapal tanker dengan mengambil rute yang lebih panjang.

Rusia dan konsumen baru mereka juga memilih cara-cara yang luar biasa untuk mengirim minyak, termasuk melalui jalur kereta.

Jika Rusia baru mendapat pil pahit sejak tahun lalu, Iran telah berada di bawah sanksi Barat selama bertahun-tahun dengan akses terbatas ke pasar global.

Musim gugur lalu Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengumumkan dimulainya pertukaran pasokan produk minyak dengan Iran. Namun, pengiriman sebenarnya baru dimulai tahun ini.

Pada bulan Februari dan Maret 2023, Rusia memasok hingga 30.000 ton bensin dan solar ke Iran.

Semua pengiriman dipasok dengan kereta api dari Rusia melalui Kazakhstan dan Turkmenistan. Reuters melaporkan bahwa beberapa kargo bensin dikirim dari Iran ke negara tetangga, termasuk Irak, dengan truk.

Iran adalah produsen minyak dan memiliki kilang sendiri, tetapi baru-baru ini konsumsinya telah melebihi produksi, terutama di provinsi utaranya. Impor pun kemudian menjadi pilihan.

Sebelumnya, Rusia telah memasok sejumlah kecil bahan bakar ke Iran dengan kapal tanker melalui Laut Kaspia, seperti yang terjadi pada 2018, ungkap dua pedagang yang mengetahui masalah tersebut.

Ekspor melalui jalur kereta api menjadi pilihan karena ekspor melalui laut menghabiskan tarif tinggi dan batasan harga yang diberlakukan oleh negara-negara G7. Namun ekspor kereta api juga menghadapi kendala di sepanjang rute.

“Kami memperkirakan pasokan bahan bakar ke Iran akan meningkat tahun ini, namun kami telah melihat beberapa masalah dengan logistik karena kendala pada kereta api. Hal itu dapat membuat ekspor tidak melonjak,” ucap salah satu sumber yang mengetahui pasokan ke Iran, kepada Reuters.

Harga minyak juga melandai setelah Badan Informasi Energi AS (EIA) memproyeksi adanya kenaikan produksi minyak mentah dari non-OPEC. Dengan demikian, kekhawatiran mengenai ketatnya pasokan global menurun sehingga harga pun ikut turun.

EIA memperkirakan negara-negara non-OPEC akan mencatat persentase kenaikan produksi minyak yang lebih tinggi pada tahun ini dan tahun selanjutnya.  Hal ini berbanding terbalik dengan dua tahun sebelumnya.

Kenaikan produksi dari AS, Brasil, Kanada, dan Guyana akan membayangi produksi OPEC. Sebagai catatan, OPEC dan  Arab Saudi dua pekan lalu mengumumkan rencana untuk memangkas produksi sekitar 1,16 juta barel per hari mulai Mei 2023.

EIA memperkirakan total produksi minyak non-OPEC diperkirakan bertambah 1,9 juta barel per hari (bpd) pada 2023 dan 1 juta bpd pada 2024.

Sebaliknya, produksi OPEC akan turun 500.000 bpd pada 2023, kemudian naik 1 juta bpd pada 2024, setelah perjanjian produksi grup berakhir.

Sekitar setengah dari  kenaikan oleh produsen non-OPEC dalam dua tahun ke depan akan disumbang AS. Produksi minyak mentah AS akan naik 5,5% menjadi 12,54 juta barel per hari tahun ini dan menjadi 12,75 juta barel per hari, pada 2024.

Adhi Karya Tak Bagi Dividen, Ini Alasannya

PT Adhi Commuter Properti Tbk. (ADCP)

Emiten BUMN di bidang konstruksi, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) tidak membagikan dividen pada tahun buku 2022. Hal tersebut telah disepakati oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Direktur Utama ADHI Entus Asnawi Mukhson mengatakan, meskipun sepanjang tahun 2022 perseroan mencatat kenaikan laba bersih sebesar 47% menjadi Rp 81,2 miliar, namun keseluruhan dana tersebut akan digunakan untuk moda kerja.

“Tidak ada pembagian dividen karena masih kecil,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (11/4).

Entus menjelaskan, sebesar 80% atau sebagian besar penggunaan laba bersih tersebut akan digunakan untuk menambah modal dari kegiatan investasi yang masih berjalan. Sementara sisanya akan digunakan sebagai dana cadangan perseroan.

“Dari pemegang saham mayoritas tadi memutuskan untuk tidak membagikan dulu karena dari sisi nilai nominal dan kemudian untuk kebutuhan pengembangan internal masih diperlukan juga tambahan itu,” jelasnya.

Mengutip laporan keuangannya, kenaikan laba bersih Adhi Karya sepanjang tahun 2022 didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang naik 18% menjadi Rp 13,5 triliun dari Rp 11,5 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara ekuitas ADHI naik 56% dari Rp5,7 triliun di tahun 2021 menjadi Rp 8,8 triliun di 2022. Daan total liabilitas turun 9% menjadi Rp 31,2 triliun di 2022 dari Rp 34,2 triliun tahun 2021.

Entus berharap, perseroan dapat melewati pemulihan dan kinerja keuangan dapat kembali stabil sehingga dapat memberikan dividen kepada para pemegang sahamnya.

“Inshaallah mungkin kedepan setelah recovery ini selesai bisa lebih stabil lagi dengan berapa source projek yang sudah kita peroleh saat ini,” pungkasnya.

Bursa Asia Bervariasi Pasca IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi

People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, July 10, 2019. Asian shares were mostly higher Wednesday in cautious trading ahead of closely watched congressional testimony by the U.S. Federal Reserve chairman. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat dan pelemahan pada perdagangan Rabu (12/4/2023), di tengah pemangkasan proyeksi perekonomian global oleh IMF.

Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 0,45%, Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,02%, Shanghai Composite China naik tipis 0,10%, Straits Times Singapura turun 0,10%, ASX 200 Australia melompat 0,65%, dan KOSPI Korea Selatan melemah 0,22%.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas menguat terjadi di tengah bervariasinya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,29%. Namun untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite melemah masing-masing 0,00% (0,17 poin) dan 0,43%

Saat ini, investor mengantisipasi rilis indeks harga konsumen (IHK) konsumen AS per Maret, yang akan dirilis Rabu, dan indeks harga produsen, Kamis.

Kedua metrik inflasi tersebut dapat memberikan kejelasan lebih lanjut tentang bagaimana The Fed dapat melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga.

Bagi The Fed, CPI bulanan yang mengukur harga sekeranjang barang dan jasa, telah menjadi titik data utama dalam keputusannya untuk menaikkan suku bunga selama setahun terakhir.

Sejak Maret tahun lalu, suku bunga naik dari nol menjadi 4,5% menjadi 4,75%, level tertinggi sejak 2007.

Di lain sisi, Dana Moneter Internasional (IMF), dikutip dari CNBC International, Selasa (11/4), memangkas outlook pertumbuhan ekonomi global 2023 seiring kenaikan suku bunga ‘mendinginkan’ aktivitas ekonomi.

Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) teranyarnya, IMF memperingatkan gejolak sistem keuangan yang parah dapat memangkas produksi ke tingkat yang mendekati resesi.

Ke depan, jelas ekonom IMF, risiko terhadap pertumbuhan ekonomi terus menghantui, merujuk pada krisis sistem perbankan, Silicon Valley Bank (SVB) di AS dan ‘kawin paksa’ Credit Suisse dan rival UBS Group di Swiss, pada Maret lalu.

“Dengan peningkatan volatilitas pasar keuangan baru-baru ini, kabut seputar prospek ekonomi dunia telah menebal,” kata IMF di tengah pertemuan musim semi minggu dengan Bank Dunia pekan ini di Washington, AS.

Dalam laporan teranyarnya, IMF memperkirakan pertumbuhan PDB riil global sebesar 2,8% untuk 2023 dan 3,0% untuk 2024.

Angka tersebut turun tajam dari pertumbuhan 3,4% pada 2022 di tengah kebijakan moneter yang lebih ketat saat ini.

“‘Hard landing’ – terutama untuk ekonomi maju – telah menjadi risiko yang jauh lebih besar. Pembuat kebijakan mungkin menghadapi trade-off yang sulit untuk menurunkan inflasi dan mempertahankan pertumbuhan sambil menjaga stabilitas keuangan,” jelas IMF.

Sementara, prakiraan pertumbuhan ekonomi selama 2023 dan 2024 diturunkan sebesar 0,1 poin persentase dari perkiraan yang dikeluarkan sebelumnya pada Januari.

Eksportir Mulai Tertarik Parkir Dolar di RI, Rupiah Melesat!

Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

 Nilai tukar rupiah kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Rabu (12/4/2023). Rupiah semakin dekat dengan rekor terkuat 2023 Rp 14.830/US$ yang dicapai pada 2 Februari lalu. Rupiah kini menuju penguatan 3 hari beruntun, setelah sebelumnya sukses melesat 4 pekan.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di Rp 14.850/US$, menguat 0,21% di pasar spot.

Kabar baik datang dari operasi moneter Term Deposit Valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) Bank Indonesia (BI) yang mulai menarik tenor jangka panjang. Artinya, dolar AS para eksportir disimpan lebih lama di dalam negeri, yang tentunya bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Hal ini tentunya menjadi kabar bagus, apalagi awal pekan lalu BI melaporkan cadangan devisa yang kembali meningkat.

BI melaporkan melaporkan cadangan devisa per akhir Maret 2023 adalah sebesar US$ 145,2 miliar, naik US$ 4,9 miliar dari Februari.

Setelah mengalami tren penurunan yang panjang, cadangan devisa akhirnya mampu naik lima bulan beruntun. Selama periode tersebut, Cadev sudah melesat US$ 15 miliar, dan mendekati rekor tertinggi sepanjang masa US$ 146,9 miliar yang dicapai pada September 2021.

Posisi cadangan devisa saat ini berada di level tertinggi sejak Desember 2021.

Berdasarkan data dari Bahana Sekuritas, lelang terbaru yang dilakukan BI pada Selasa kemarin mampu menyerap US$ 19,3 juta. Dari nilai tersebut sebanyak US$ 12,5 juta masuk ke tenor 1 bulan dan US$ 6,8 juta masuk ke tenor 6 bulan.

Dalam 11 lelang yang dilakukan BI sejak awal Maret lalu, berdasarkan catatan Bahana Sekuritas baru kali ini tenor 6 bulan menarik minat eksportir. Bunga yang diberikan untuk tenor ini mencapai 5,35%.

Sementara itu pelaku pasar saat ini menanti rilis data inflasi Amerika Serikat yang bisa memberikan gambaran kebijakan moneter yang akan diambil The Fed. Saat ini pasar masih bingung apakah The Fed akan kembali menaikkan suku bunga dua kali lagi, satu kali atau malah tidak menaikkan lagi.

berdasarkan survei Reuters CPI diprediksi tumbuh 5,2% year-on-year (yoy) pada Maret, turun dari bulan sebelumnya 6% (yoy). Namun, yang menjadi masalah, CPI inti diprediksi tumbuh 5,6% (yoy) lebih tinggi dari sebelumnya 5,5% (yoy).

CPI inti tidak memasukkan sektor energi dan makanan dalam perhitungan, artinya inflasi di sektor yang tidak volatil sulit turun.

 

IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi, IHSG Dibuka Merah

Karyawan melintas di depam layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

– Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Rabu (12/4/23) dibuka menguat 0,27% menjadi 6.829,42. Namun sesaat kemudian IHSG berbalik arah.

Pada pukul 09.03, indeks menurun 0,12% ke level 6.803,37. Perdagangan menunjukkan terdapat 192 saham menguat, 126 saham turun sementara 203 lainnya mendatar.

Perdagangan juga mencatatkan sebanyak 950 juta saham terlibat dengan nilai perdagangan baru mencapai Rp 652 miliar.

Pekan ini, fokus utama pelaku pasar adalah data inflasi AS yang diprediksi naik pada Februari 2023. Indeks harga konsumen (CPI) meningkat 0,4% pada Februari, menempatkan tingkat inflasi tahunan sebesar 6%. CPI inti juga naik 0,5% pada Februari dan 5,5% dalam basis 12 bulan. Data ini menjadi indikator utama bagaimana The Fed akan mengambil langkah ke depannya.

Selain itu, kick-off musim laporan keuangan kuartal I 2023 dimulai di AS, dengan nama-nama seperti Delta Airlines, dan raksasa perbankan JPMorgan Chase, Citigroup hingga Wells Fargo yang akan mempengaruhi suasana Wall Street pekan ini. Sektor perbankan juga menjadi sorotan akibat kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dan bank Wall Street yang kemungkinan akan melaporkan laba kuartalan yang lebih rendah.

Data perubahan stok minyak dan bensin AS yang dirilis EIA hingga laporan kebijakan moneter BoC Kanada juga turut mewarnai pergerakan pasar hari ini.

Dari dalam negeri, rilis penjualan ritel tahunan per Februari menjadi sentimen untuk pasar keuangan domestik. Ekonom memperkirakan, penjualan ritel akan turun 0,8%, usai turun 0,6% YoY pada Januari lalu.

Selain itu, IMF memangkas outlook pertumbuhan ekonomi global 2023 seiring kenaikan suku bunga yang ‘mendinginkan’ aktivitas ekonomi. IMF memperingatkan gejolak sistem keuangan yang parah dapat memangkas produksi ke tingkat yang mendekati resesi. IMF memperkirakan pertumbuhan PDB riil global sebesar 2,8% untuk 2023 dan 3,0% untuk 2024, yang turun tajam dari pertumbuhan 3,4% pada 2022 di tengah kebijakan moneter yang lebih ketat saat ini.

Dengan peningkatan volatilitas pasar keuangan baru-baru ini, IMF menyebut bahwa risiko terhadap pertumbuhan ekonomi terus menghantui, merujuk pada krisis sistem perbankan, Silicon Valley Bank (SVB) di AS dan ‘kawin paksa’ Credit Suisse dan rival UBS Group di Swiss, pada Maret lalu. “Hard landing”, terutama untuk ekonomi maju, telah menjadi risiko yang jauh lebih besar. IMF menjelaskan bahwa pembuat kebijakan mungkin menghadapi trade-off yang sulit untuk menurunkan inflasi dan mempertahankan pertumbuhan sambil menjaga stabilitas keuangan.

10 Saham Yang Diborong Asing Saat IHSG Menguat, BBRI Nomor 1

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pada penutupan perdagangan Selasa (11/4/2023), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang setelah sempat dibuka di zona merah, ditutup menguat signifikan 0,59% ke level 6.811,31 secara harian.

Sebanyak 300 saham menguat, 221 saham melemah, sementara 200 lainnya mendatar. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi mencapai sekitar Rp7,45 triliun dengan melibatkan 19,3 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali.

Tercatat, investor asing melakukan pembelian bersih sebanyak Rp591,35 miliar di seluruh pasar. Sebesar Rp493 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp98,35 di pasar negosiasi dan tunai.

Di antaranya, ada 10 saham yang paling diborong asing selama IHSG menguat kemarin. Mengutip RTI Business, berikut 10 net foreign buy yang mendorong perdagangan Selasa (12/4/2023).

1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) – Rp 179,0 miliar

2. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) – Rp 165,5 miliar

3. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) – Rp 112,0 miliar

4. PT Telkom Indonesia (TLKM) – Rp 83,9 miliar

5. PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) – Rp 62,4 miliar

6. PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) – Rp 47,4 miliar

7. PT Adaro Energy Indonesia (ADRO) – Rp 26,7 miliar

8. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) – Rp 14,8 miliar

9. PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) – Rp 12,8 miliar

10. PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) – Rp 10,7 miliar

Harga CPO Tertunduk Lesu karena Kabar Buruk dari IMF

Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau terkoreksi di sesi awal perdagangan Rabu (12/4/2023).

Pelemahan sekaligus memutus penguatan dua hari sebelumnya.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau terkoreksi 0,15% ke posisi MYR 3.882 per ton pada pukul 09:00 WIB.

Meskipun melemah, posisi ini merupakan level tertinggi sejak perdagangan 5 April dan membawanya masih di level 3.800-an.

Pada perdagangan Selasa (11/4/2023) harga CPO ditutup menguat 1,13% ke posisi MYR 3.837 per ton. Dengan ini, dalam 2 hari perdagangan CPO sudah menguat 2,48%, dalam sebulan harga CPO naik 3,38%. Namun masih terkoreksi 6,85% secara tahunan.

Terkoreksinya harga CPO terjadi di tengah sentimen positif ekspektasi pengetatan pasokan serta spekulasi pelaku pasar tentang perubahan kebijakan ekspor Indonesia.
Namun, kabar buruk dari Dana Moneter Internasional (IMF) membuat harga CPO lesu. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2023 akan mencapai 2,8% dan sebesar 3% pada 2024.

Proyeksi terbaru ini lebih pesimis dibandingkan pada Januari 2023 di mana IMF masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,9% pada 2023 dan 3,1% pada 2024.

Dengan proyeksi pertumbuhan global yang lebih rendah maka permintaan akan komoditas, termasuk CPO bisa berkurang. Akibatnya harga langsung layu.

Sementara itu, Indonesia – Produsen minyak sawit terbesar dunia- pada Februari lalu telah menangguhkan beberapa izin ekspor minyak sawit untuk mengamankan pasokan dalam negeri di tengah kenaikan harga minyak goreng jelang hari raya Idul Fitri.

Pedagang mengatakan Indonesia diperkirakan akan memperbarui  kebijakan “kewajiban pasar domestik” (DMO) setelah Idul Fitri di bulan Mei.

Pemerintah pada awal pekan lalu bahwa Indonesia berencana untuk menetapkan harga referensi minyak sawit mentah pada US$ 932,69 per ton untuk periode 16-30 April. Angka ini naik dari US$ 898,29 per ton pada paruh pertama bulan ini.

Sementara dari negara tetangga Indonesia, data Dewan Minyak Sawit Malaysia menunjukkan persediaan minyak sawit pada akhir Maret tercatat turun 21,08% dari bulan sebelumnya menjadi 1,67 juta ton karena ekspor melonjak.

“Kami memperkirakan produksi lebih rendah pada April 2023 karena hari kerja lebih sedikit karena festival Hari Raya (Idul Fitri) selama bulan tersebut,” kata UOB KayHian dalam sebuah catatan dikutip dari Reuters.

Pemulihan yang kuat dalam produksi tidak mungkin terjadi karena pohon kelapa sawit menunjukkan tanda-tanda stres akibat terlalu banyak curah hujan selama tiga tahun terakhir, dan pemeliharaan lahan yang buruk.

Sementara itu, berdasarkan data surveyor kargome laporkan bahwa ekspor dari Malaysia selama periode 1-10 April turun antara 16% dan 35,6% dari minggu yang sama di bulan Maret.

Permintaan minyak sawit mentah mungkin lemah karena pasokan yang kuat dari minyak nabati lainnya secara global, sementara itu juga kehilangan daya saing harga.

Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik 0,9%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 3,1%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,2%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Menurut analis teknikal Wong Tao yang dikutip Reuters, pada perdagangan hari ini harga CPO mungkin terus melambung ke MYR 3.910 per ton, penembusan di atasnya bisa membuka jalan MYR 3.980 per ton.

 

Kala IHSG Menguat, 10 Saham Ini Malah Dilepas Asing

Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang setelah sempat dibuka di zona merah, namun ditutup menguat signifikan 0,59% ke level 6.811,31 secara harian pada penutupan perdagangan Selasa (11/4/2023),.

Terdapat 300 saham menguat, ada 221 saham melemah, sementara 200 lainnya stagnan. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi mencapai sekitar Rp7,45 triliun dengan melibatkan 19,3 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali.

Tercatat, investor asing melakukan pembelian bersih sebanyak Rp591,35 miliar di seluruh pasar. Sebesar Rp493 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp98,35 di pasar negosiasi dan tunai.

Meskipun begitu ada sejumlah saham yang dilepas asing selama IHSG menguat kemarin. Mengutip RTI Business, berikut 10 net foreign sell pada perdagangan Selasa (12/4/2023).

1. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) – Rp 103,1 miliar

2. PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) – Rp 55,4 miliar

3. PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) – Rp 22 miliar

4. PT United Tractors (UNTR) – Rp 17 miliar

5. PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) – Rp 13,4 miliar

6. PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES) – Rp 12,5 miliar

7. PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) – Rp 11,4 miliar

8. PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) – Rp 11,3 miliar

9. PT Astra International Tbk. (ASII) – Rp 10,6 miliar

10. PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) – Rp 8,6 miliar

Harga Emas Masih Labil, 6 Sahamnya di RI ‘Galau’

emas

Saham emiten pertambangan emas di Indonesia terpantau beragam dengan mayoritas melemah pada perdagangan sesi I Rabu (12/4/2023), di tengah masih volatilnya harga emas acuan dunia.

Hingga pukul 09:46 WIB, dari enam saham pertambangan emas di RI, tiga diantaranya melemah, dua cenderung stagnan, dan satu saham terpantau menguat.

Berikut pergerakan saham emiten tambang emas pada perdagangan sesi I hari ini.

Saham Kode Saham Harga Terakhir Perubahan
Wilton Makmur Indonesia SQMI 67 -1,47%
Archi Indonesia ARCI 352 -0,56%
Merdeka Copper Gold MDKA 4.130 -0,48%
Bumi Resources Minerals BRMS 165 0,00%
Aneka Tambang ANTM 2.110 0,00%
J Resources Asia Pasifik PSAB 109 0,93%

Sumber: RTI

Saham PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) menjadi saham yang paling besar koreksinya pada sesi I hari ini, yakni merosot 1,47% ke posisi harga Rp 67/saham.

Sedangkan untuk saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) cenderung stagnan pada sesi I hari ini.

Sementara untuk saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) terpantau menguat 0,93% menjadi Rp 109/saham.

Bervariasinya pergerakan saham pertambangan emas RI pada hari ini terjadi di tengah masih volatilnya gerak harga emas acuan dunia.

Harga emas bergerak sangat labil menjelang pengumuman inflasi Amerika Serikat (AS) malam nanti.

Pada penutupan perdagangan Selasa (11/4/2023), emas ditutup menguat 0,66% di posisi US$ 2003,14 per troy ons.

Penguatan ini memutus tren negatif emas yang ambruk pada dua hari perdagangan sebelumnya.

Penguatan juga membawa emas kembali masuk ke level psikologis US$ 2.000 per troy ons setelah sempat terlempar kemarin.

Harga emas juga masih menguat pada pagi hari ini. Per pukul 06:50 WIB, harga emas ada di posisi US$ 2.004,24 per troy ons. Harganya menguat tipis 0,05%.

Analis dari TD Securities, Bart Melek, menjelaskan emas kembali menguat karena pelaku pasar kini ragu-ragu jika bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan hawkish.

Kondisi tersebut ikut membuat dolar AS tertekan sehingga emas kembali diburu. Indeks dolar kemarin ditutup pada 102,2 atau lebih rendah dibandingkan Senin yang tercatat 102,5.

“Pada tahap ini, pasar tidak terlalu dipusingkan dengan kenaikan sebesar 25 bp. Apa yang dicari pasar lebih kepada kemungkinan pivot kebijakan dan sinyal-sinyal jika The Fed akan memangkas suku bunga pada semester II-2023,” tutur Melek, kepada Reuters.

Ekspektasi pasar kini menunjukkan 72% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada Mei mendatang. Bandingkan dengan pekan lalu di mana angkanya hanya 43%.

Ekspektasi pasar akan berubah jika data inflasi AS tidak sesuai keinginan pasar.

AS akan mengumumkan data inflasi Maret pada Rabu pukul 19:00 WIB. Inflasi AS melandai ke 6% (year-on-year/yoy) pada Februari 2023, dari 6,4% (yoy) pada Januari.

Inflasi adalah salah satu pertimbangan utama The Fed dalam menentukan suku bunga pada Mei mendatang. Jika inflasi masih membandel, bukan tidak mungkin The Fed akan tetap hawkish. Harga emas pun terancam.

“Jika inflasi lebih tinggi sehingga ada kemungkinan kebijakan hawkish diperpanjang maka ada ongkos lebih mahal untuk mempertahankan emas. Emas tidak menarik,” tutur analis DailyFX, Warren Venketas.

IPO Terbesar 2023, Debut Harita Nikel Gagal Sentuh ARA

Harita Group Pulau Obi Maluku Utara. (Dok. Harita Group)

Emiten baru yang bergerak di sektor pertambangan dan pemurnian nikel, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) dibuka menguat pada debut perdana, namun gagal menyentuh batas auto rejection atas (ARA).

Pada perdagangan Rabu (12/4/2023) pergerakan harga saham milik Grup Harita tersebut naik terbatas 2,4% ke posisi Rp 1.280 pada pukul 09.30 WIB. Namun jika melihat di awal pembukaan perdagangan, saham NCKL sempat naik ke di harga Rp 1.410 dan kemudian jatuh ke harga terendah di Rp 1.205.

Diketahui hari ini adalah hari perdana NCKL listing di Bursa Efek Indonesia dengan harga pembukaan di Rp 1.250. Dimana dana segar yang didapatkan berkisar Rp 9,9 triliun dan merupakan IPO dengan penggalangan dana terbesar di 2023 sejauh ini.

Sebelumnya, banyak investor ritel skeptis akan debut perdana NCKL setelah mengetahui jumlah alokasi yang didapatkan relatif besar.

NCKL saat ini sudah mulai melakukan aksi ekspansi dan akan terus memperluas bisnis perusahaan dari perolehan dana IPO. Dimana hilirisasi nikel Grup Harita bakal memasuki babak baru. Tahun ini, perusahaan patungan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) dan Lygend Resources & Technology Co., Ltd (Lygend), yakni PT Halmahera Persada Lygend (HPL), berencana memulai produksi komersial Nikel Sulfat (NiSO4) dan Kobalt Sulfat (CoSO4).

Direktur NCKL, Tonny H. Gultom mengatakan, uji coba alias commissioning fasilitas produksi Nikel Sulfat sedang berjalan. Kalau tidak aral melintang, produksi komersial Nikel Sulfat diharapkan bisa dimulai pada Mei atau paling lambat Juni 2023. Untuk produksi Kobalt Sulfat diharapkan bisa menyusul di tahun yang sama.

Mengutip prospektus perusahaan, NCKL memiliki kepemilikan saham sebesar 45,10%. HPL merupakan entitas asosiasi NCKL.

Namun ada banyak perusahaan nikel yang mulai berekspansi di tahun 2023 dan memiliki kapitalisasi pasar yang cukup besar, berikut beberapa emiten-emiten nikel yang ada di Indonesia.