Tunggu Data Inflasi, Saatnya IHSG Tatap Resistance Ini Lagi

Karyawan melintas di depam layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat dan kembali ke level psikologis 6.800 pada perdagangan Selasa (11/4/2023).

Setelah sempat dibuka di zona merah, IHSG pada sesi II perdagangan kemarin ditutup naik signifikan 0,59% menjadi 6.811,31 secara harian.

Sebanyak 300 saham menguat, 221 saham melemah, sementara 200 lainnya mendatar. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi mencapai sekitarRp7,45 triliun dengan melibatkan19,3miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali.

Dalam lima hari perdagangan IHSG terkoreksi 0,23%. Sementara itu, secara year to date (ytd) indeks masih membukukan pelemahan sebesar 0,57%.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv hampir seluruh sektor menguat dengan sektor utilitas memimpin kenaikan hampir 5%. Hanya sektor konsumen non-primer yang terpantau melemah 0,45%

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) pada Selasa berhasil rebound dan menjadi saham dengan kontribusi terbesar bagi IHSG. GOTO sempat kembali ambles hingga lebih dari 3%. Namun pada penutupan sesi II rebound 5,32%.

Dalam beberapa hari terakhir, volatilitas saham GOTO memang cenderung tinggi.

Hal ini terjadi setelah beberapa perusahaan konglomerat melepas saham GOTO dan kinerja keuangannya yang kurang menggembirakan.

Investor cenderung wait and see atas data tenaga kerja AS yang menunjukkan angka positif, yang meningkatkan ekspektasi investor bahwa The Fed akan mengerek suku bunga pada rapat Mei mendatang.

Secara umum, pekan ini fokus utama pelaku pasar adalah rilis data inflasi AS yang bakal dirilis pada Rabu malam waktu Indonesia (12/4). Ini akan menjadi indikator utama bagaimana The Fed akan mengambil langkah ke depannya.

Untuk diketahui, inflasi AS naik pada Februari 2023. Indeks harga konsumen (CPI) meningkat 0,4% pada Februari, menempatkan tingkat inflasi tahunan sebesar 6%. Laporan tersebut persis sejalan dengan perkiraan Dow Jones.

Tidak termasuk harga makanan dan energi, CPI inti juga naik 0,5% pada Februari dan 5,5% dalam basis 12 bulan. Laporan bulanan tersebut sedikit di atas perkiraan 0,4%, tetapi tingkat tahunan sesuai dengan prediksi.

Bagi The Fed, CPI bulanan yang mengukur harga sekeranjang barang dan jasa, telah menjadi titik data utama dalam keputusannya untuk menaikkan suku bunga selama setahun terakhir. Sejak Maret tahun lalu, suku bunga naik dari nol menjadi 4,5% menjadi 4,75%, level tertinggi sejak 2007.

Dari dalam negeri, rilis penjualan ritel tahunan per Februari hari ini juga akan ikut menjadi sentimen untuk pasar keuangan domestik. Ekonom yang dihimpun Tradingeconomics memperkirakan, penjualan ritel akan turun 0,8%, usai turun 0,6% YoY pada Januari lalu.

Padahal, pada Desember 2022, penjualan ritel RI tumbuh positif 0,7%. Pertumbuhan negatif penjualan ritel RI pada Januari menjadi yang pertama sejak September 2021, di tengah lemahnya konsumsi akibat biaya pinjaman yang tinggi.

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan pivot point Fibonacci untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Selasa (11/4), IHSG berhasil rebound dari level support berupa pivot point 6.745. Dengan demikian, indeks sudah dua kali memantul dari level support tersebut, termasuk pada Senin (10/4).

IHSG berpotensi menjajal kembali level resistance berupa moving average (MA) 50 di level 6.827.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI naik ke 52,93.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD masih berada di atas garis sinyal. Sedangkan, histogram kembali membentuk bar positif.

Hari ini, sejauh mampu bertahan di atas level support 6.745, IHSG berpotensi menguat terbatas dan menjajal lagi level psikologis 6.800 sebelum menentukan arah selanjutnya.

Apabila gagal bertahan di level support tersebut, support selanjutnya berada di level psikologis 6.700.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*