Hukum Israel? Dewan Keamanan PBB Rapat Mendadak Perang Gaza

Hukum Israel? Dewan Keamanan PBB Rapat Mendadak Perang Gaza

Rapat darurat Dewan Keamanan PBB  Jumat, (25/2/2022) membahas Rusia dan Ukraina. (REUTERS/CARLO ALLEGRI)

Dewan Keamanan (DK) PBB akan bertemu Jumat (8/12/2023). Ini untuk melakukan pemungutan suara mengenai gencatan senjata di Gaza.

Rapat mendadak terjadi setelah https://slots-kas138.space/ Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengeluarkan Artikel 99. Dikutip dari The Guardian dan Al-Jazeera semua negara anggota akan hadir.

Sebelumnya, Guterres mengaktifkan Pasal 99 yang merupakan sinyal “panik” soal keamanan global. Hal ini tertuang dalam surat terbukanya ke Presiden DK PBB, Jose Javier de la Gasca Lopez Dominguez.

Guterres menyampaikan kecemasannya tentang Gaza. Di mana aksi Israel disebut telah membuat warga sipil menghadapi bahaya besar.

“Saya menulis berdasarkan Pasal 99 Piagam PBB untuk meminta perhatian DK mengenai suatu masalah yang, menurut pendapat saya, dapat memperburuk ancaman ke pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional,” tulisnya dalam surat yang diunggah di akun media sosial Istagram resmi PBB @unitednations.

“Sudah lebih dari delapan minggu pertempuran di Gaza dan Israel telah menciptakan penderitaan kemanusiaan yang mengerikan, kehancuran fisik dan trauma kolektif …,” tambahnya.

Menurutnya, sejak Israel melakukan operasi militer, sudah lebih dari 15.000 orang terbunuh, di mana lebih dari 40% adalah anak-anak. Ratusan ribu lainnya terluka dengan lebih dari separuh rumah telah hancur.

Sekitar 80% dari 2,2 juta penduduk juga telah terpaksa mengungsi ke wilayah yang semakin kecil. Lebih dari 1,1 juta orang mencari perlindungan di fasilitas UNRWA di seluruh Gaza, sehingga menciptakan kondisi yang penuh sesak, tidak bermartabat, dan tidak higienis.

“Yang lainnya tidak punya tempat untuk berlindung dan mendapati diri mereka berada di jalanan. Sisa-sisa perang yang bersifat eksplosif membuat wilayah tersebut tidak dapat dihuni. Tidak ada perlindungan efektif terhadap warga sipil,” jelasnya.

Rumah sakit pun, tambahnya, telah berubah menjadi medan pertempuran, di mana hanya 14 yang berfungsi dari 36 fasilitas yang berfungsi sebagian. Dua rumah sakit besar di Gaza selatan beroperasi dengan kapasitas tiga kali lipat dari kapasitas ideal dan kekurangan bahan bakar.

“Mereka juga melindungi ribuan pengungsi,” tegasnya.

“Dalam kondisi seperti ini, akan lebih banyak orang meninggal tanpa pengobatan dalam beberapa hari dan minggu mendatang,” kata Guterres.

Ia pun memperkirakan di tengah pemboman yang terus-menerus oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan tanpa tempat berlindung atau hal-hal penting untuk bertahan hidup, ketertiban umum akan segera rusak. Bahkan, ancamnya, bantuan kemanusiaan yang terbatas sekalipun tidak mungkin dilakukan.

“Tak ada tempat yang aman di Gaza,” tegasnya.

Sementara itu, hasil pemungutan suara tersebut masih belum jelas. Diketahui empat rancangan awal yang diajukan sejak perang pecah ditolak oleh DK.

Amerika Serikat (AS), sekutu paling kuat Israel, adalah yang memveto salah satu rancangan resolusi sebelumnya. Paman Sam menolak gagasan gencatan senjata, mengatakan bahwa resolusi baru dari DK PBB pada tahap ini tidak akan “berguna”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*