Russia membantu Iran memperoleh senjata untuk pengawasan digital dalam peperangan siber. Perang siber atau cyber war adalah tindakan secara sengaja dan terkoordinasi untuk mengganggu kedaulatan negara.
Perkembangan aliansi militer ini dipandang sebagai ancaman bagi Amerika Serikat, berdasarkan kutipan wawancara Wall Street Journal.
Kerja sama dalam perang siber https://prodwslot88.com/ ini dimulai sejak Iran menjual drone ke Russia untuk digunakan di Ukraina, menyediakan rudal jarak pendek, peluru tank, dan pasukan dalam medan perang.
Tehran, Ibu Kota Iran saat ini sedang mencari bantuan ke Rusia untuk pertahanan siber, seperti helikopter, jet tempur, dan bantuan program misil jarak jauh.
Kolaborasi Russia dan Iran yang telah berjalan sejak dua tahun lalu telah mampu menciptakan teknologi siber ter-mutakhir. Sebelum kerja sama terjalin, Rusia menolak hubungan kerja sama dengan Iran karena khawatir dijual di dark web.
Sejak awal peperangan dengan Ukraina, Rusia menyediakan alat spionase untuk Iran, seperti alat sadap, alat deteksi kebohongan, dan fotografi canggih, menurut pendapat yang mengenali bidang ini.
Pemerintah Rusia mungkin juga telah membagikan perangkat lunak kepada Iran untuk meretas handphone pembangkang dan musuh. Iran menyatakan kerja sama ini memberikan lebih banyak keuntungan dibanding kerugian.
Pemerintah Iran juga sempat memperlambat kecepatan koneksi internet, untuk menghentikan penyebaran video dan komunikasi demonstrasi. Selain itu, Alat pelacak juga digunakan untuk menangkap pengunjuk rasa.
Pusat penelitian Citizen Lab di Universitas Toronto menemukan bahwa Protei Ltd (Perusahaan Rusia) menyediakan perangkat lunak sensor internet untuk Ariantel, provider internet.
Penyaringan sensor ini cukup ketat karena bisa memonitor, mengarahkan, menurunkan, dan menolak semua komunikasi digital, bahkan pihak oposisi rezim.
Russia saat ini makin gencar mengembangkan perangkat untuk memantau komunikasi melalui telepon, email, transaksi kartu kredit, dsb.
Hacker yang di bawah rezim Iran memperoleh perintah untuk membuat kampanye informasi tidak benar untuk serangan pada Saudi Arabia dan Amerika Serikat.
Hubungan Russia Iran awalnya tidak “seromantis” itu, namun perbedaan tersebut dikesampingkan saat membantu Presiden Bashar Al-Assad.
Mohammad Ayatollahi Tabaar, profesior spesialis politik Timur Tengah menyampaikan Iran dan Rusia berusaha untuk mempertahankan aliansi ini, karena merasa terpojokkan oleh Amerika Serikat dan aliansinya.